Mengharukan..Lelaki Saudi Ampuni Pembunuh Anaknya Jika Hapal Al-Qur’an














Rabia al-Dousari boleh jadi termasuk lelaki berlapang dada. Dia berjanji bakal memaafkan kesalahan Faisal al-Amiri, yang terbukti bersalah membunuh putranya, Abdullah.

Hanya saja, Dousari mengajukan syarat Faisal boleh dibebaskan dari hukuman penjara sekaligus vonis mati bia dia berhasil menghapal Alquran, tulis surat kabar Al-Yaum, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Senin (15/10).

Pengadilan di sebuah provinsi di sebelah timur negara itu telah memutuskan Faisal bersalah membunuh Abdullah dalam sebuah perkelahian. Sesuai syariat Islam berlaku di Negeri Dua Kota Suci itu, dia divonis mati. Pelaksanaan hukuman mati dilakukan dengan cara dipenggal kepalanya.

Tapi, Faisal bisa bebas dari semua hukuman bila keluarga Abdullah mau mengampuni. Pengadilan Tinggi setempat mendorong agar Dousari mau memaafkan kesalahan Faisal.

Dousari menolak uang pengganti darah putranya. Dia hanya mengajukan syarat Faisal harus menghapal kitab suci umat Islam itu.

Dousari barangkali yakin Faisal tidak akan mengulangi dosa itu lagi bahkan bisa menjadi saleh setelah menghapal Alquran. Maklum saja, Alquran seharusnya menjadi pedoman hidup tiap muslim.
Mulai dengan

Sumber : merdeka.com

Baca Juga :
Tips mudah Olahraga Saat Berpuasa di Bulan Ramadhan
Tips Menjaga Kesehatan Selama Menjalani Puasa di Bulan Ramadhan
Inilah Gejala Yang Timbul Pada Penyakit Jantung
7 Barang Berbahaya Bila Dibuang Di Toilet
Inilah 7 Penyakit Akibat Ciuman
5 Organ Tubuh Yang Paling Banyak Di Jualbelikan Di Dunia

Kisah Kesetiaan yang menakjubkan











Seekor anjing yang terlantar dijalanan melihat seorang yang sedang berjalan lewat dihadapannya lalu anjing tersebut mengikutinya sampai dirumah orang itu. Anjing itu tidak mau berpisah dari orang tersebut sehingga akhirnya anjing itu ditampung dan dirawat dirumahnya dengan baik dan tulus.

Setiap pagi ketika orang itu hendak pergi berangkat kerja anjing tersebut selalu ikut mengantarkannya sampai ke stasiun. Demikian pula setiap sore anjing tersebut selalu menjemputnya di stasiun yang sama.
Sampai suatu ketika sebagaimana biasa ketika pagi sang anjing mengantarkan sang majikan menuju stasiun dan ternyata sang majikan tersebut setelah sampai di tempat kerjanya meninggal dunia karena ajalnya telah datang. Pada sore harinya seperti biasa sang anjing menjemput sang majikan ke stasiun dan ternyata sang majikan tidak datang karena telah meninggal dunia dan sang anjing tersebut tidak tahu kalau majikannya meninggal dunia di tempat kerjanya. Setelah lama ditunggu dan tidak juga muncul akhirnya anjing itu pulang.

Ceritanya tidak hanya sampai disini saja, karena ternyata setiap sore anjing tersebut selalu menjemput sang majikan di stasiun dan pulang kembali setelah mendapati bahwa majikannya masih belum juga pulang. Anjing tersebut tidak putus asa dan berusaha untuk selalu menjemput majikannya setiap sore di stasiun. Hal ini dilakukan oleh sang anjing sampai SEPULUH TAHUN sebagai bukti kesetiaannya kepada sang majikan yang telah berbuat baik kepadanya sampai akhirnya anjing itupun meninggal dunia di stasiun tersebut ketika menjemput majikannya.

SUBHANALLAH!!! Seekor anjing mengerti tentang arti kesetiaan kepada orang yang pernah berbuat baik kepadanya. Bagaimana dengan kita????

[Kisah ini diceritakan oleh Al-Ustadz Fariq Gasim Anuz -Hafidhahullah di masjid An-Nur Jagalan-Saleyer Malang ketika mengisi kajian mulazamah ikhwan Senin 17 Dzul Qa’dah 1431 H / 25 Oktober 2010 M mulai pukul 5.30]

Sumber: StatusUstadz Abdullah Sholeh Hadrami


Kisah Ibu bermata satu














Wajar jika posisi ibu begitu tinggi dan mulia. Hingga taat padanya berada pada urutan ketiga setelah Allah dan Rasul-Nya. Itu lantaran kasih sayang dan pengorbanan sang ibu kadang jauh di luar nalar manusia. Walau harus dibayar dengan selembar nyawanya. Yah, kasih sayang itulah yang kemudian mengubah kita menjadi seorang manusia berguna. Olehnya, tidak heran jika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam memberi kemuliaan bagi ibu itu tiga kali lipat ketimbang bapak. Seorang bertanya kepada Nabi, kepada siapa aku harus berbakti?, beliau menjawab, “ibumu, ibumu, ibumu, kemudian bapakmu… “.
Kisah Bapak Tua Penjual Amplop

Kisah Bapak Tua Penjual Amplop


Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang bapak tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat.

Anak yang Mengeraskan Suaranya di Masjid
















Seorang imam masjid mengisahkan..

Ada seorang anak kecil yang umurnya blm mencpai 10 thn. Dia selalu menjalankan shalat berjamaah di masjid, dan selalunya berusaha menempati shaf plg depan. Anak itu biasa mengeraskan suara saat shalat, terutama tatkala saya selesai membaca al-fatihah, si anak membaca “aamiin” dengan suara sangat keras.